Download Gratis Sketsa Mewarnai Gambar Mewarnai Bunga
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Download Gratis Sketsa Mewarnai Gambar Mewarnai Bunga. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai oleh anak-anak.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Kiko Kucing dan Cicax Cicak Sombong - Dongeng
Di sebuah rumah nyaman di pinggir kota, tinggal seekor kucing rumahan bernama Kiko. Kiko dikenal sebagai kucing santai, tidak cerewet, dan tidak suka cari masalah. Tapi jangan salah—walaupun terlihat pemalas, Kiko adalah penjaga rumah yang setia. Kiko punya dua jenis hewan yang paling ia tidak suka: tikus dan cicak. Tikus karena mereka bandel, suka ngacak-ngacak dapur, dan susah diusir. Sementara cicak… karena mereka jorok dan licik. Dan salah satu cicak paling menyebalkan di rumah itu bernama Cicax. Cicax suka merayap di tembok dan plafon, merasa paling hebat karena bisa menjangkau tempat tinggi. Ia sering tertawa sendiri saat melihat hewan lain hanya bisa beraktivitas di lantai. “Huh! Hewan-hewan lemah. Aku bisa ke mana-mana. Mereka? Mentok di ubin!” katanya dengan bangga sambil merayap melintasi plafon dapur. Tapi yang membuat Kiko paling kesal adalah kebiasaan buruk Cicax: BAB sembarangan dari atas plafon, tepat di atas meja makan atau wadah makanan manusia. Bahkan, kadang Cicax sengaja menjatuhkan kotoran kecil ke minuman yang terbuka, sambil cekikikan dari atas. “Kalau manusia sakit perut, pasti nyalahin makanan. Padahal, akulah dalangnya! Hahaha!” ucapnya sambil merayap ke dinding belakang lemari. Suatu malam, Cicax merasa sangat sombong. Dia merayap cepat ke dinding ruang tamu, lalu lanjut ke plafon di atas...
Kucing Hutan dan Pohon Pencerahan - Cerpen
Di tengah hutan lebat, berdiri sebuah Pohon Pencerahan yang menjulang tinggi. Di puncaknya tumbuh Buah Kebijaksanaan, yang konon bisa membuat siapa pun yang memakannya menjadi cerdas, bijak, dan dihormati oleh semua hewan. Mendengar kabar itu, para hewan pun berlomba-lomba untuk mencapai puncak pohon. Monyet berkata, “Aku ahli memanjat! Aku pasti sampai lebih dulu!” Burung Elang menyombong, “Aku akan terbang langsung ke puncak, tanpa repot-repot memanjat!” Kambing Gunung mencari jalur rahasia, “Mungkin ada jalan pintas di balik bukit.” Kelinci meloncat-loncat penuh percaya diri, “Aku hanya perlu sedikit loncatan besar!” Namun, satu per satu mereka gagal. Monyet terlalu tergesa-gesa dan tergelincir. Elang terkena angin kencang dan kehilangan keseimbangan. Kambing tersesat dalam pencariannya. Kelinci kelelahan dan menyerah. Sementara itu, seekor Kucing Hutan duduk diam, mengamati mereka semua. Sang Kucing yang Cerdik dan Sabar Tak seperti hewan lain yang terburu-buru, Kucing Hutan memilih untuk belajar lebih dulu. Ia mengamati pohon itu dengan saksama – mencari dahan yang kuat, jalur yang aman, dan cara terbaik untuk mendaki. Ia melatih cengkeraman cakarnya agar bisa mencengkeram dengan kuat saat mendaki. Ia belajar dari kegagalan hewan lain, menghindari kesalahan mereka. Saat semua hewan lain sudah menyerah, Kucing Hutan mulai mendaki dengan tenang dan penuh strategi. Monyet menertawakannya. “Kenapa...
Kiko Si Kucing Rumahan dan Kwak Si Gagak Nyinyir - Cerita Dongeng
Pada zaman dahulu, di sebuah desa pinggir hutan yang damai, hiduplah seekor kucing gendut bernama Kiko. Bulu Kiko putih belang hitam, matanya bulat, dan perutnya… yah, sedikit meluber. Aktivitas harian Kiko sangat padat: Bangun tidur. Makan. Meringkuk di dekat jendela. Menguap. Tidur lagi. “Kerjaannya cuma gitu doang!” ujar seekor burung gagak bernama Kwak, yang tinggal di pohon depan rumah manusia tempat Kiko tinggal. Kwak adalah tipe burung yang sangat aktif, cerewet, dan suka mengomentari hidup makhluk lain. “Aku tiap hari terbang jauh cari makan, ngumpulin ranting, nyari tempat berteduh dari hujan. Eh dia? Duduk manja di bantal empuk sambil ngeong-ngeong manja ke manusia! Dasar kucing rumahan pemalas!” Kiko hanya mendongak sedikit, lalu menguap panjang. “Yawdah sih, gak usah nonton hidupku…” “Dan kamu itu kucing, ya! Tapi gak pernah nangkep tikus! Apa gunanya kamu hidup bareng manusia?” Kiko menoleh malas. “Eh, jangan salah. Aku emang gak suka berburu, tapi kehadiranku aja udah cukup bikin tikus gak semena-mena.” Kwak cengar-cengir. “Ngaku-ngaku penting, padahal cuma makan dan tidur. Aku lebih respek sama kucing liar di hutan. Mereka mandiri, tangguh, keren!” Kiko mengangkat ekornya pelan dan berjalan menuju tempat makan. “Aku gak butuh keren. Aku cuma pengen hidup damai.” Kwak masih terus membanding-bandingkan....